catatan serbaneka asrir pasir
Jangan asal meniru
Rasulullah saw memberi peringatan
keras supaya waspada, hati-hati terhadap tingkah polah Yahudi dan Nasrani ajar jangan sampai gampang terpesona mengikuti,
menirunya.”Sungguh kalian pasti akan mengikuti jejak langkah mereka-mereka sebelum kamuu (Yahudi dan Nasrani) sejengkal
demi sejengkal, sehasta demi sehasta, bahkan sampai mengikutinya ke liang biawak sekalipun” (HR Bukhari dari Abi Said
al-Khudri, dalam “Shahih Bukhari”, kitab “Al-I’tisham bil Kitab was Sunnah). Ini bukan sekedar informasi
atau prediksi, tapi larangan keras dari Rasulullah saw.
Rasulullah
saw membenci umatnya menyamai, menyerupai orang kafir dalam adat kebiasaan dan gaya hidup, tak hanya dalam masalah peribadatan
saja. Rasulullah saw memerintahkan umatnya supaya tampil beda dari Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani). Hendaklah umat Islam beda
dari Ahli Kitab. Umat Islam haruslah punya kepribadian sendiri, tidak ikut-ikutan budaya asing “Bukanlah termasuk golongan kita (Islam) orang-orang
yang menyerupai selain golongan kita (non-Islam) (HR Tirmidzi). “Barangsiapa yang menyerupai segolongan kaum (non-Islam),
maka ia termasuk golongan mereka (non-Islam) (HR Abu Daud, Thabrani). (Simak Syekh Ali Mahfudz : “Il-Ibda’ (Baahaya
Bid’ah Dalam Islam”, Bab : “Bid’ah Adat Dan Pergaulan”).
Tatap
dan lihatlah diri kita. Apakah kita berperilaku, berbusana menutup aurat sesuai dengan tuntunan Islam ? Ataukah mengikuti
mode, model, gaya non_islam. Apakah kita bergaul dalam batas-batas yang diatur Islam ? Ataukah bebas bergaul menuruti gaya,
budaya non-Islam. Kalau rambutnya ditata bagai duri landak, apakah kita juga mengikutinya ? Kalau kepalanya dibotakin sebelah,
apakah kita juga mengikutinya ? Kalau antingnya dipakai di hidung, apakah kita mengikutinya ? Kalau rantai dipakai sebagai
kaluang, apakah kita juga mengikutinya ? Kalau keteknya dipamerkan sebelah, apakah kita juga mengikutinya ? Kalau pahanya
dibuka sebelah, apakah kita juga mengikutinya. Kalau ia berciuman di jalanan, apakah kita juga mengikutinya ? Kalau ia melakukan
SBM (sex before marriage), apakah kita juga mengikutinya ? Kalau ia melakukan aborsi, apakah kita juga mengikutinya ? Kalau
ia makan sambil jalan, apakah kita juga mengiktinya. Kalau ia bertato, apakah kita juga melakukannya. Kalau ia melakukan kolusi,
korupsi, manipulasi, intimidasi, provokasi, agitasi, apakah kita juga mengikutinya ?
Bahkan
kalau ia masuk ke sarang biawak (melakukan tindak pidana), apakah kita juga akan mengikutinya, seperti yang diperingatkan
Rasulullah saw supaya kita tahu diri, bahwa kita ini Muslim bersih dari noda moral, tdak asal mengikuti, meniru perilaku non-Islam.
Dalam tayangan “Tradisi Mudik” MetroTV, pagi Minggu, 21 Agustus 12011, 0700, Prof Dr
Komaruddin Hidayat, Rektor UAIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengemukakan bahwa Islam kini banyak diembled, disusupi, didomplengi,
diboncengi, ditumpangi, ditempeli oleh hal-hal yang di luar Islam (kapitalisme, konsumerisme, hedonism). Sekaligus ini pun
memperingatkan umat Islam agar tak gemar mencomot budaya non-Islam. Umat Islam agar tak larut dalam budaya copy-paste, sinkretis,
talbis, akomodatif, permissive, serba boleh.
(written by sicumpaz@gmail.com at BKS1108201745)
|