Ekonomi kapitalis
SUARA MUSLIM, Edisi 07/XI/2008, pada halaman 17 menampilkan “Lonceng Kematian
Kapitalisme”. Ekonomi kapitalisme tengah tenggelam dalam kehancurananya.Kehancuran ekonomi kapitalisme tidak bisa dibendung
lagi. Menurut Gerald Friedman, sistem kapitalis tidak akan hancur kalau tidak ada sistem yang berlawanan yang menjadi alternatif
yang menantangnya. Pertanyaan : Apakah ekonomi syar’iyah mampu menghancurkan ekonomi kapitalisme ? Bagaimana wujudnya
?
Sabtu, 1 November 2008, ba’da ‘Isya, di Masjid Nurul Islam, Bekasi,
Dewan Dakwah Islamiyah Bekasi, menggelar acara rutin bulanan dengan tema : “Hancurkan Ekonomi Kapitalis, Tegakkan Ekonomi
Syar’iyah”. Pertanyaannya masih : Bagaimana wujud dari Ekonomi Syari’iyah itu ? Bagaimana metode menerapkan
ekonomi syar’iyah ? Apakah ekonomi syar’iyah dapat diterapkan di negeri yang menerapkan politik jahili sekuler
?
Memang kapitalisme bukan lagi jalan memakmurkan bangsa. Dibutuhkan formula lain.
Jerman telah mencoba melakukan dengan ketat ajaran kapitalisme, ternyata menghadapi masalah (KOMPAS, 13 Desember 1997, hal
17, “Keunikan Ekonomi Negara Industri”). Juga Amerika Serikat mengalami krisis finansial yang sangat serius.
Menghadapi krisis finanial global, ada yang menyarankan agar menempuh “nasionalisasi
perusahaan keuangan” (KORAN JAKARTA, Senin, 20 Oktober 2008, hal 4, “Solusi Atasi Krisis Finansial”, oleh
Imam Sugema dari IPB Bogor).
Revolusi Industri di Inggeris melahirkan ekonomi liberal, ekonomi kapitalis dengan
pelopornya Adam Smith (1723-1790) dengan bukunya “An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations”
(1776), teori mensejahterakan bangsa. Kemudian muncul ekonomi sosialis yang diusung Karl Marx dengan “Das Kapital”nya
sebagai koreksi ekonomi kapitalis. Setelah itu muncul JM Keynes dengan bukunya “General Theory of Employment, Interest
and Money” (1936) yang sejajar dengan “Wealth of Nations” Adam Smith, “Das Kapital” Karl Marx.
Smith mengkritik merkantilisme. Marx menyerang kapitalisme. Keynes menyorot doktrin “laissez faire” (Depdikbud
: “Ekonomi dan Koperasi untuk SMA” I, 1981:137).
Sudah saatnya kini dalam melakukan transaksi, seluruh negara di dunia hanya menggukan
mata uang yang sama, seperti halnya negara-negara di Eropa menggunakan mata uang Euro (Simak REPUBLIKA, Selasa, 23 Desember
1997, hal 6, Tajuk : “Mata Uang Bersama”). Seluruh Bank, lembaga keuangan hanya dimilik negara. Seluruh pasar
modal juga sudah harus ditutup.
Pengusaha muslim sangat menunggu adanya penyuluhan panduan
tentang model badan usaha syar’iyah. Diharapkan para pakar praktisi ekonomi Islam pro aktif mengambil inisiatif menuntun,
membimbing mereka dengan menerbitkan buku panduan tentang PT (Tbk, Ltd, NV) Syar’iyah, CV Syar’iyah, Fa Syar’iyah,
Yayasan Syar’iyah, Badan Niaga Syar’iyah.
(BKS0811260730)