« March 2025 »
S M T W T F S
1
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30 31
You are not logged in. Log in
Entries by Topic
All topics  «
Blog Tools
Edit your Blog
Build a Blog
RSS Feed
View Profile
My Blog
Thursday, 9 September 2010
Khilafah tanpa Khalifah

Khilafah tanpa Khalifah

 

            Melalui berbagai media, antara lain Buletin Dakwah AL-ISLAM, Tabloid MEDIA UMAT, Media Politik dan Dakwah AL-WA’IE (?), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) antusias, aktif, serius mengusung Wacana Ideologi Daulah Islamiyah KHILAFAH. HTI adalah bagian/cabang dari Hizbut Tahrir di Indonesia. Hizbut Tahrir berskala Internasional berpusat di ordania.

 

            Farid Wajdi menulis bahwa “Hizbut Tahrir mempunyai kepemimpinan politik yang bijak yang dipresentasikan oleh Amirnya al-‘Alim ‘Atha bin Khalil Abu Rasythal, dibantu oleh sejumlah tokoh yang luar biasa dalam memimpin Hizb. Kepemimpinan Hizb mempunyai kesadaran politik ang sempurna tentang situasi internasional serta menguasai ilmu dan fakih tentang hukum-hukum Islam (AL-WA’IE, No.101, Tahun IX, 1-31 Januari 2009). Namun saangnya, keamiran sosok tokoh Hizb belum dikenal (diperkenalkan) di kalangan luas.

 

            Wali aFattaah pernah dibai’at (20 Agstus 1953) oleh Jama’ah <uslimin Hzbullah) sebagai Amir/Imam umat Islam (RISALAH ALJAMA’AH, No. 07/Th II/2000, hal 42, “Grakan Menuju Khlafah”). Kartosuwirjo dibai’at oleh Darul Islam. Nurhasa AlUbaidah dibai’at oleh Islam Jama’ah. Turunan Mirza Ghulam Ahmad dibai’at oleh AShmadiah. Imam Mahdi (Muhammad Ahmad) di Sudan dibai’at oleh masarakatnya. (Maryam Jamilah : “Para Mjahid Agung”, 1984:91). Mu’awiyah bin Abi Sufyan dibai’at oleh pendukungnya sebaga Khalifah pada masa kekhalifahan ‘Ali bin Abi Thalib. Pada masa kesultanan Bani Usmaniyah (Ottoman Turki) juga terdapat kesultanan Ban Safawiyah (safavid) di Persia (Iran) dan kesultanan Moghul d India yang masing-masing mempunai sultan/amir sendiri, (M Natsir : “World of Islam dalam perspektif Sejarah”, dalam Serial MEDIA DAKWAH, No.34, 1976, hal 9).

 

            Dari data/fakta historis, tampaknya Khalifah/khilafah bisa lebih dari satu. Untuk masa kini rasanya belm ada sosk amir/imam/khalifah ang dapat diterima oleh semua pihak. Bahkan belum ada mujaddid/reformer yang diperkirakan akan muncul setiap seratus tahun. Barangkali yang dapat disimak adalah nama-nama hli Tafsir dan Ali Fiqih ang muncul sekali seabad. Sedangkan nama Ahli Siasah (Plitisi Islam/Muslim) rasanya belum tampil pada masa kini. Bisa-bisa mengusung Khilafah tanpa Khalifah.

 

(Asrir BKS1009080430 written by sicmpaz@


Posted by kami-menggugat at 5:31 AM EDT
Wacana Ideologi Daulah Islamiyah

Jalur menuju daulah Islamiyah

(Wacana Ideologi Daulah Islamiyah)

 

            Mengacu pada Dr Yusuf ardawi (“AlHallul Islamy”, Pedoman Ideologi Islam, Gema Risalah, bandung, 1988), maka untuk menuju Daulah Islamiyah yang pernah diwacanakan ada beberapa jalur. Pertama, dengan dekrit pemerintah, pengemuman pemerintah. Kedua, dengan kekuatan militer, dengan kekuatan senjata. Ketiga, dengan pendidikan dan bimbingan (tarbiyah dan taklim). Keempat, dengan pengabdian masyarakat (aksi sosal, tabligh).

 

            Hasan alBannan dengan Ikhwanul Musliminnya di Mesir, maududi dengan Jama’ah Islamiyahnya di Pakistan, Hasan Turabi di Sudan, dan lain-lain menempuh jalur politik, jalur parlemen dan jalur dakwah. Nabhani dengan Hizbut Tahrirnya juga menempuh jalur politik dan jalur dakwah. Sedangkan Abu Bakar Baasyir menempuh jalur dakwah dan jalur jihad. Berbeda dengan sema itu Kartosuwirjo sangat komit dengan Islam menempuh jalur perjuangan bersenjata dengan memproklamirkan berdirinya Negara karunia Allah, Negara Islam Indonesia (NII) pada 27 Agustus 1948.

 

            Lain lagi dengan Prof Raijiah Garaudy (Roger Garaudy), mantan pakar strategi Marxis (anggota politburo Partai Komunis Perancis) dalam teori penegakan Islamnya mengemukakan, bahwa agar syari’at berguna untuk diterapkan di berbagai masarakat manusia, maka Islam harus menjadi milik golongan tertindas (kelas proletar ?) dan harus memberi ruh harapan dan semangat hidup bagi semua.

 

            Upaya penegakan daulah Islamiyah kandas, terhalang, terhadang oleh Jaringan Trio Fir’aunisme-hamanisme-Qarunisme (Globalisasi/nternasionalisasi dalam sistim Politik, Militer, Hukum, Ekonomi, Bank, Asuransi, Industri, Sains, Teknologi, Informasi, Komunikasi). Semuanya dibawah kendali, dibawah control Amerika Serikat danpendukungnya dari ahudi (Yudaism) dan Nasrani (Christioanism). Semuanya direkayasa, dirancang, diciptakan, didominasi untuk kepentingan mereka dan pendukungnya.

 

(Asrir BKS1009060600 wrtten by sicumpaz@gmail.com)


Posted by kami-menggugat at 5:29 AM EDT
Wacana Ideologi Daulah Islamiyah

Jalur menuju daulah Islamiyah

(Wacana Ideologi Daulah Islamiyah)

 

            Mengacu pada Dr Yusuf ardawi (“AlHallul Islamy”, Pedoman Ideologi Islam, Gema Risalah, bandung, 1988), maka untuk menuju Daulah Islamiyah yang pernah diwacanakan ada beberapa jalur. Pertama, dengan dekrit pemerintah, pengemuman pemerintah. Kedua, dengan kekuatan militer, dengan kekuatan senjata. Ketiga, dengan pendidikan dan bimbingan (tarbiyah dan taklim). Keempat, dengan pengabdian masyarakat (aksi sosal, tabligh).

 

            Hasan alBannan dengan Ikhwanul Musliminnya di Mesir, maududi dengan Jama’ah Islamiyahnya di Pakistan, Hasan Turabi di Sudan, dan lain-lain menempuh jalur politik, jalur parlemen dan jalur dakwah. Nabhani dengan Hizbut Tahrirnya juga menempuh jalur politik dan jalur dakwah. Sedangkan Abu Bakar Baasyir menempuh jalur dakwah dan jalur jihad. Berbeda dengan sema itu Kartosuwirjo sangat komit dengan Islam menempuh jalur perjuangan bersenjata dengan memproklamirkan berdirinya Negara karunia Allah, Negara Islam Indonesia (NII) pada 27 Agustus 1948.

 

            Lain lagi dengan Prof Raijiah Garaudy (Roger Garaudy), mantan pakar strategi Marxis (anggota politburo Partai Komunis Perancis) dalam teori penegakan Islamnya mengemukakan, bahwa agar syari’at berguna untuk diterapkan di berbagai masarakat manusia, maka Islam harus menjadi milik golongan tertindas (kelas proletar ?) dan harus memberi ruh harapan dan semangat hidup bagi semua.

 

            Upaya penegakan daulah Islamiyah kandas, terhalang, terhadang oleh Jaringan Trio Fir’aunisme-hamanisme-Qarunisme (Globalisasi/nternasionalisasi dalam sistim Politik, Militer, Hukum, Ekonomi, Bank, Asuransi, Industri, Sains, Teknologi, Informasi, Komunikasi). Semuanya dibawah kendali, dibawah control Amerika Serikat danpendukungnya dari ahudi (Yudaism) dan Nasrani (Christioanism). Semuanya direkayasa, dirancang, diciptakan, didominasi untuk kepentingan mereka dan pendukungnya.

 

(Asrir BKS1009060600 wrtten by sicumpaz@gmail.com)


Posted by kami-menggugat at 5:29 AM EDT
Keadlan sosial dalam Islam

Keadlan Sosial dalam Islam

 

            Sayyid Qutub menulis buku “Keadlan Sosial Dalam Islam” (al’Adalah alIjtima’iyah fl Islam). Menurut Sayyid utub, keadilan sosial dalam Islam (dalam semua hal) ditegakkan atas tiga dasar. Ertama, kebebasan jiwa ang mutlak. Kedua, persamaan kemanusiaan yang sempurna. Ketiga, jaminan sosial yang kuat (1994:43). Selintas mirip dengan slogan, semboyan revolusi Perancis “liberte, egalite, fraternite”. Tetapi semboyan revlusi Perancis “kemerdekaan, persamaan, persaudaraan” tetap tinggal menjadi semboyan belaka, akrena belum dapat diwujudkan did ala masyarakat (smak ZAA Ahmad : “Dasar-dasar Ekonomi Daa slam”, AIDA, Djakarta, 1952:41). Penyebabnya karena belum ada kebebasan jiwa yang mutlak, yang anya memperhambakan diri kepada Allah Yang maha Esa. Yang ada analah penghabaan diri kepada materi, kepada harta enda (sekularsasi).

 

            Gus Uwik (anggota Lajnah Fa’aliyah DPP HTI) memaparkan bahwa kesejahteraan sosial di bawah naungan daulah Islamiyah terwujud/tercipta atas tiga factor. Pertama, politik yang berkeadilan. Kedua, jaminan Negara aan kebutuhan pokok yang layak. Ketiga, jaminan pendidikan terbaik dan gratis. Keadilan parpurna pemerintahan Islam diungkapkan Gus Uwik dari data/fakta histories antara lain sebagai berikut :

 

  1. Pemberian sertifikat tanah (Tahun 925H/1519M) kepada para pengungsi Yahudi ang lar dari kekejaman inkuisasi Sepanyol asca jatuhnya pemerintaan Islam di Andausia.
  2. Surat ucapan terima kasih dar Pemerintah Amerika Serikat atas bantuan pangan yang dikirim Khalifah ke Amerka Serikat yang sedang dilanda kelaparan pasca perang dengan Inggeris (abad 18).
  3. Surat aminan perlindungan kepada Raja Swedia yang diusir tentara Rusia dan mencari eksil (suaka) ke Khalifah (30 Jumadil Awal 1121H / 7 Agustus 1709M).
  4. Pemberian idzin da ongkos kepada 30 keluarga Yunani yang telah berimigrasi ke Rusia, namun ingin kembali ke wilayah Khilafah, karena di Rusia mereka justru tidak sejahtera (13 Rabi’ul Akhir 1280H / 5 September 1865M).
  5. Pasukan Khilafah Turki Usmani tiba d Aceh (1565-1567), termasuk para ahli senjata api, penemba dan para teknisi untu mengamankan wilayah Syamatiirah (Sumatera) dari Portugis. Dengan bantuan ini Aceh menyerang Portugis di Malaka. (AL-WA’IE, No.101, Tahun IX, 1-31 Januari 2009 / Muharram 1430H, hal 15, Hijrah Menuju Sistem Islam”, ole Gus Uwik).

 


Posted by kami-menggugat at 5:28 AM EDT
Wajah Islam masa kini

Wajah Islam masa kini

(Biang kehancuran)

 

            Wajah Islam berubah-ubah mengikuti jaman. Adakalanya yang tinggal, yang tersisa dari Islam itu hanyalah namanya, sebutannya, predkatnya, katepenya. Yang tinggal, yang tersisa dari Qur:an hanyalah tulisannya, kertasnya, mushhafnya. Bahkan kini ada Qur:an mini, Qur:an maxi yang dipajang untuk tontonan, bukan untuk tuntunan. Juga ada lomba tilawatuil Qur:an, loba qira:atil Qur:an.

 

            Di mana-mana masjid sering tnggal kosong melompong, tanpa berfungsi. Sekali-sekali diramaikan dengan kasidahan, nyanyian yang dikategorian religius-islamis, marawis, marhabanan, barzanjian. Dentitas keislaman diletakkan pada tongkrongan, penampilan. “Kami bersurban, maka kami beriman”. Agar tampak, terlihat Islam maka penamplan dirubah dengan memakai baju-baju “yang islami” seperti baju koko dan sarung, peci. Atribut-atribut artificial diperlukan untuk memperoleh pengakuan sebagai orang berian, orang Islam. Citra lebih penting dari kenyataan sebenarnya. Pelacur bisa tampil dengan memakai “baju sopan” berkerudung.

 

            Baju koko, sarung danpeci bisa mengokohkan penampilan menjadi terlihat lebih beriman, lebih islami. Ramadan dan Lebaran telah menjadi komoditas. Yang sustansial berganti dengan yang artificial. Keimanan, kemusliman artificial merupakan wajah Islam masa kini (dicmot dari KOMPAS, Sabtu, 4 September 2010, hal 2, “Kami Bersurban, maka Kami Beriman”, oleh Agus Noor),

 

            Ramadhan cenderung selebritis. Agama menjadi sarana untuk menampilkan kemuliaan diri melalui tayangan televise dan media lainnya. Ibadah menjadi budak nafsu untuk memuaskan kepentngan pribadi, kelompo, industri. Puasa menjadi budak kultur konsumtif yang cenderung hedonistis (Simak antara lain KOMPAS, Sabtu, 21 Agustus 2010, kolom 12 “Teroka : Puasa dan Kearifan Perempuan”, oleh Abidah elKalieqy; PARAS, No.37, Oktober 2006, hal 32-33).

 

            Indikasi Islam hanya tinggal statusnya dan Qur:an tinggal naskahnya dapat dilacak, ditelusuri dalam hadis-hadis tentang biang kehancuran, antara lain dari sikap mental, prilaku umat Islam ang berpaling dari, ang meninggalkan Islam seperti berikut :

 

Meninggalkan, menyia-nyiakan, meremehkan, mengabaikan, melecehkan shalat. Mengumbar, memperturutkan syahwat, nafsu. Berbuat khianat, curang, mengabaikan amanah.Menganggap amanat sebagai ghanimah. Curang dalam berbisnis. Meminum-minum khamar. Saling menghujat. Menghujat dengan praduga. Berburuk sangka. Erbuat onar. Mengotori hukum dengan suap, sogok. Memanpulasi riba jadi jual beli. Meninggakan hidup qana’ah. Berpasangan dengan sejenis. Meyebar zna, pelacuran, prostitusi. Melegalisir prostitusi. Gemar berbuat kebatilan. Memandang wajar perpecahan. Bergelimang kemewahan. Bergelimang maksiat. Memanipulasi yang batil jadi yang sahih. Memanipulasi ang dsta jadi yang benar. Memanipulasi yang tercela jadi ang terpuji. Memaniplasi kesesatan jadi petunjuk, Memanipulasi yang terang jadi yang samar. Memanipulasi pengetahunan jadi kejahilan. Menganggap kekuasaan sebagai keuntngan. Mengaggap zakat sebagai pajak. Memposisikan isteri sebagai kepala rumah tangga. Mendurhakai ibu bapa. Memposisikan ibu bapa sebagai pembantu. Berisik dalam massjid. Berbusana tetapi telanjang. Berhukum dengan hukum thagut. Dan lain-lain.

 

(Asrir BKS1009051700 written by sicumpaz@gmail.com)

 

Karnaval Ramadhan Dari Tahun Ke Tahun

 

            Ramadhan menyimpan ragam keistimewaan. Keistimewaan Ramadhan hanya terlihat dari : kepuasan berbuka, dan romantisme tarawih brsama. Tahun berganti tahun, namun puasa tak meningkatkan olah batin kita. Tingkat pengalaman keagamaan (religious experience), apalagi tingkat kesadaran keagaman kita (religious conscious) tetap saja seperti tahun-tahun yang lalu, bahkan mungkin menurun.

 

            Setiapa tahun Ramadhan hadir menyediakan paket yang kental dengan santapan rohani : puasa, tarawih bersama, lailatul qadr, kmbali kepada kesucian (idul fitri).

 

            Paket rohani Ramadhan selalu dikmas oleh keistimewaan berkategori budaya. Yang muncul hanyalah “panggung teater, karnaval, atau pertunjukan ibadah”, yang mementingkan gebyarnya, warna-warna menyoloknya, sound effectnya, tampilan visualnya, dan sebagainya. Agama dijadikan sebagai sarana untuk menampakkan kemuliaan diri melalui layer televise dan media lainnya.

 

            Yang tampil hanyalah “arena teater”. Aktornya bias pejabat, artis, hartawan dengan acara begitu meriah, glamour. Dengan acara buka puasa bersama, sahur off the road bersama anak jalanan, punk, pelacur, hingga pembagian zakat kepada fakir miskin. Para seleberitis, wadam, pelacur yang biasa tampil seksi di televisi mendadak memakai kerudung, semacam Cut Tari yang lagi dirundung pembuatan/penyebaran video porno. Semua berbondong-bondong memenuhi majelis taklim.

 

            GerakRamadhan didukung oleh berbagai industry, media massa, dan stasiun televise. Mereka berpacu memanfa’atkan momen Ramadhan untuk meraih keuntungan seanyak-banyaknya. Ramadhan dijadikan komoditas berciri kapitalis. Acaranya, gayanya, orangnya, bahkan sosok da’inya tetap saja itu ke itu tak berubah ke yang positip.Susah untuk berhusnuz zhann, berpositive thingking terhadap para da’i yang akrab tampil bersama para seleberitis di televisi.

 

            Penguasa, pedagang sibuk memoles barang dagangannya dengan label-label Islam. Masyarakat semakin komsumtif, sibuk menghamburkan anggarannya.

 

            Dari tahun ke tahun, puasa Ramadhan hanya sekadar gerak rutin dan tren kegairahan beragama, tak memberikan nilai transformatis kepada diri kita dan masyarakat.

 

            Ibadah hanya bagaikan gerak tanpa jiwa. Salat tanpa getaran hati. Masjid hanaya sebagai tempat saluran penyerahan dana zakat fitrah. Haji dan umrah sebagai paket wisata. Usai Ramadhan tak ada bekasnya. Ibadah menjadi buda nafsu untuk memuaskan kepentngan pribadi, kelompok, industri. Puasa menjadi budak kultur konsumtif yang cenderung hedonistis. Ramadhan cenderung selebratif. (Dipetik dari PARAS, No.37, Oktober 2006, halamana 32-33; simak juga “Sisi lain dari ‘optimisme’ Perkembangan Islam”, oleh Abu Afzalurrahman, dalam ALMUSLIMUN, No.198, September 1986, halaman 63-76; SUARA MASJID, 1 September 986, halaman 51-57; PANJI MASYARAKAT, No.38, 1 Januari 1978, halaman 31, “Tafsir AlAzhar”, juzuk XXVIII, halaman 185, KOMPAS, Sabtu, 21 Agustus 2010, hal 12, “Teroka : Puasa dan Kearifan Perempuan”).

 

            Pengelola televise memosisikan Ramadhan layaknya komoditas. Unsur Islami ditempatkan sebagai kemasan belaka. Lelucon yang ditayangkan saat sahur atau menjelang berbuka puasa sering mengarah kepada dialog yang jorok atau cabul. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pernah mencatat 50 judul sinetron yang mengambil tema mistis dan kekerasan yang ditayangkan. Teguran KPI kalah keras dengan upaya penyiaran untuk mendapatkan profit sebagai dampak kapitalisme yang meenganuti lembaga. Demikian menurut Sunarto, dosen Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Komunikasi UI (SUARA AISYIYAH, No.10, Oktober 2007, halaman 35).

 

            Berapa banyak dibacakan kepada kita ayat-ayat alQur:an namun hati kita bagaikan batu atau bahkan lebih dahsyat lagi. Betapa Ramadhan telah datang kepada kita silih berganti sementara kondisi kita laksana oraaaaaang-orang yang sengsara. Tak ada pemuda di antara kita yang meninggalkan perbuatan buruk lalu bergabung bersama mereka yang suci dari dosa (Ibnu Rajab al Hambali : “Mutiara Ramadhan Yang Teabaikan:, 2005:93).

 

(Asrir BKS0709260800)

 

Evaluasi efektifitas dakwah

 

            Fakta yang tampak dipermukaan bahwa syi’ar agama terasa meningkat. Evaluasi terhadap fakta ini perlu dilakukan.

 

Media elektronika. Berapa jumlah pemirsa televisi yang mengikuti mimbar Islam, kuliah Ramadhan, kuliah Subuh (Mutiara Subuh, Hikmah Pagi, Hikmah Fajar, Diambang Fajar) ? Berapa jumlah pemirsa Muslim yang telah dibina, diIslamkan melalui Dakwah Televisi ? Berapa jumlah pemirsa Non-Muslim yang telah diIslamkan melalui Dakwah Televisi ? Seberapa jauh dampak dakwah terhadap pola dan tayangan televisi ? Berapa jumlah infak da’i televisi bagi perkembangan dakwah dan peningkatan hidup rakyat melarat ?

 

Media cetak. Berapa jumlah pembaca yang tertarik akan buku-buku tentang Islam ? Berapa jumlah pembaca Muslim yang telah diIslamkan melalui buku-buku Islam ? Berapa jumlah pembaca Non-Muslim yang telah diIslamkan melalui buku-buku Islam. Seberapa jauh dampak dakwah melalui buku-buku Islam terhadap pola pikir dan tingkah laku. Berapa jumlah infak penerbit buku-buku Islam bagi perkembangan dakwah dan peningkatan rakyat melarat.

 

Dakwah tatap muka. Berapakah jumlah peserta taklim. Berapa jumlah peserta taklim yang telah berhasil dibina, diIslamkan. Berapakah jumlah tambahan peserta taklim setiap tahun ? Berapa jumlah tambahan jama’ah shalat subuh tiap tahun ? Berapa jumlah tambahan jama’ah Jum’at tiap tahun ?

 

Nahi Munkar. Berapa jumlah pengurangan tingkat tindak kejahatan tiap tahun (perkosaan, pelaccuran, pengguguran, kumpul kebo, penodongan, pembantaian, perampokan, penyiksaan, perjudian, dll) ?

(Menyoal efektifitas dakwah dalam mengantisipasi perkembangan dakwh Islam seperti dikemukakan dalam ALMUSLIMUN, No.198, halaman 65, 76)

 

(Azrir BKS0008171700 written by sicumpaz@gmail.com)

 

           


Posted by kami-menggugat at 5:27 AM EDT
Jaman sudah berubah

Jaman sudah berubah (2)

 

            Dalam slang pendapat ada yang tak setuju dengan aturan sekolah ang mewajibkan agar setiap siswa harus mempunyai pakaian seragam haran, pakaian seragam olahraga, pakaian seragam pramuka, pakaian seragam pacara, dan lain-lain. Aturan penyeragaman seperti ini dipandang sebagai upaya sistimatis mengubur semangat kebebasan, kemerdeaan, deokrasi. Semangat penyeragaman, uniformasi ditumbuh kembangkan pada era sistim presidensial. Pada era sistm parlementer setiap siswa bebas berpakaian asalkan rapi, sopan, tanpa adanya penyeragaman. Namun yang lain berpendapat, berpandangan bahwa jaman sudah berubah. Jaman terus berputar, tak pernah kembali seperti semula. Berputar, melingkar sepert semula.

 

            Perubahan dilatarbelakangi oleh pendidikan, baik formal maupun non-formal. Oleh yang disaksikan, baik melalui mata, maupun melali telinga, baik berpa bacaan, tontonan, siaran-taangan televise-radio. Oleh pengalaman, baik yang menyenangkan mapun ang menyedhkan. Perubahan dibentuk oleh pemahaman, persepsi. Sikap, tingkah laku ditentukan, digerakkan oleh pemahaman. Pemahaman diperdapat, diperoleh dari pendidikan, pengalaman, perasaan, bacaan, tontonan, lingkungan yang meruakan pintu masuk (input gate). Pemahaman merupakan hasl keluaran (output).

 

            Yang lebih bereran, yang lebih dominant dalam membentuk sikap, tingkah laku adalah lingkngan sisal dari pada pendidkan sekolah, mapun pendidikan di rumah (oleh orangtua). Tanpa diajak, tanpa disuruh, tanpa diperintah oleh orangtua, anak-anak di desa dulu di setiap malam Ramadan ikut berkumpul tadarusan di masjid sampa waktu sahur. Anak-ana memposisikan dir sebagai anak. Bakan mantu memposisikan diri sebagai anak. Terasa suasana yang tua dihormati, yang kecil disayangi, yang sebaya dsetaraan. Suami-isteri memposisikan pasangannya sebagai pengacara, berupaya untuk tak melukai perasaan pasangannya, tak mengungkakan aib, kekurangan, kesalahan pasangannya.

 

            Kini jaman sudah berubah. Di setiap malam Ramadhan setelah selesai shalat witir, masjid tinggal kosong melopong, bak di kota maupun di desa. Anak, mantu sdah tak memposisikan diri lagi sebagai anak, tetapi sebagai orang asing rang lain). Suami-steri tak lagi memposisikan pasangannya sebaga pengacara, tetapi sebagai jaksa, atau sparing arter). Dulu wanita malu masuk masjid dengan buka tenda (tanpa tutup kepala). Kini wanita tak sungkan berada di masjid telanjang dada (setengah telanjang).

 

(Asrir BKS1009081100 written by sicumpaz@gmail.com)

 

Jaman sudah berubah bung !

 

            Ketika ada pihak yang menginginkan kembali ke UUD-45 versi asli dan Pancasla, maka ada pihak lain yang mendukung UUD-45 yang telah diamandemen. Alasannya konstitusi bukan kitab suci. Jaman berubah, konstitusi di manamana di dunia membuka peluang diamandemen.

 

            Ketika ada pihak ang mengingikan sistim pendidikan pada era parlementer, yang serba bebas, demokratis, yang serba beragama, maka ada pihak lain yang mempertahankan sistim penddikan pada era presidensial, yang serta tak bebas, uniform, yang serba seragam.

 

            Ketika ada pihak yang menginginkan teganya embali pola tatanegara, tataniaga kekhilafahan, yang merakyat, maka ada pihak yang mempertankan pola tatanegara, tataniaga jaili sekuler, yang materialis-kapitalis. Alasannya jaman berputar. Yang sudah terjadi tak dapat dimusnahkan. Pola tatanegara jahili sekuler tak dapat dirbah mejad pola tatanegara islami. Pola tataniaga jahii sekuler tak dapat dirubah menjadi tataniaga islami. Lembaga ribawi-bank tak dapat dirubah menjadi lembaga sadaqah-inffaq. Tata budaya, tata busana, media informasi tak dapat diolah menjadi islami.

 

            Sayyid Quthb sejalan dengan imannya sangat optimis bahwa kehidupan yang islamis akan tercipta di Negara-negara Islam. Ia juga jakin terhadap kecocokan Islam sebagai suatu system yang mampu mengatur dunia, bahwa upaya mewujudkan kembali system masyarakat Islam bukanah suatu kemustahilan (“Keadlan Sosia dalam Islam”, Pustaka, bandung, 1994:339-341).

 

            Mengacu kepada “Islam di Smpang Jalan” nya Leopod Weiss (Mammad Asad) menyimpulkan bahwa jiwa orang-orang Eropa saat ini sama seali tdak cocok untuk menerima ajaran-ajaran Islam. Dibutuhkan beberapa generasi lagi di mana Barat mau menyebarkan semangat Islam ke segenap penjur ( idem, 1994:347-348)

 

(Asrir BKS1008250930)


Posted by kami-menggugat at 5:25 AM EDT
Dakwah teoritis dan empiris

Dakwah antara teoritis dan empiris

(Kesalehan Spiritual dan Kesalehan Sosial)

 

Dakwah yang selama ini dikenal dalam bentuk cramah agama di pengajan agama disebut dengan dakwah teoritis/ilmiah, tekstual/literal, verbal/qauli/kuliah, konvensional/structural, teologis/teosentris, billisan/bilmaqal, ideologis, das Sollen.

 

            Dalam kontek kekinian, dakwah juga dituntut dalam bentuk tindakan/aplikasi yang disebut dengan dakwah empiris/amaliah, kontekstual/liberal, actual/fi’li, cultural, sosiologis/antrofosentris, bilhal, aktivitas, das Sein.

 

            Dakwah Islam berangkat dari fiqhul ‘aqdah-ideologis, bukan berangkat dari fiqhul waqi’-realitas. Dakwah Rasulullah berangkat bkan dengan mengobarkan, mengibarkan panji-panji nasionalisme Arab, bukan dengan mengibarkan panjianji sosialisme, bukan dengan mengusung panji-panji hmanisme, demokratisme, tetapi dengan menanamkan akidah tauhid (Simak antara lain Sayyid Quthub : “Petunjuk Jalan”, Ma’alim fit Tariq, bab “Wjud Metode Qur:an”).

 

            Dakwah dilakukan dengan bilhikmah, dengan jalan pendek yang langsung menyampaikan kebenaran, yang langsung menantang kebatilan (konfrontatif – non komprmistis, radikalis-revolusioner).

 

            Ajaran, nash agama d samping dipahami secara teologis/teosentris endaknya juga dipahami secara sosiologis/antroposentris. Kesalehan spiritual handaknya juga memantulkan kesalehan sosial.

 

(Asrir BKS1009010530)


Posted by kami-menggugat at 5:24 AM EDT
Menggenapkan Hukum Taurat

Back

Bagaimana Menggenapkan Hukum Taurat




Bagaimana perbandingan antara pengertian memberi ma'af
menurut Bibel (Matiusa 5>38-42, Lukas 6:27-31, 35-36) dengan menurut
Qur:an (QS 13:22, 23:96, 28:54).

Bagaimana perbandingan antara pengakuan pemecah belah
umat oleh Yesus (matius 10:34-39, lukas 12:49-53) dengan tuduhan pemecah
belah umat kepada Muhammad (QS 9:24, Asbabun Nuzul QS 17:90-93, HR Ibnu
Jarir dari Ibnu Abbas; tuduhan Utbah bin Rabiah dan tuduhan Walid bin
mughirah kepada Rasulullah).

Bagaimana perbandingan antara seruan berbuat baik
seperti Allah berbuat baik dalam Bibel (matius 5:48, Imamat 19:2,
Ulangan 18:3) dengan dalam Qur:an (QS 28:77).

Bagaimana perbanddingan antara seruan membalas kejahatan
dengan kebaikan dalam Bibel (Lukas 6:27-32, 35-36) dengan dalam Qur:an
(QS 13:22, 23-96, 28:54).

Apa pengertian salib dalam Matius 10:38, 16:24, Markus
8:34, Lukas 9:23. Apa pengertian pohon terkutuk dalam Bibel (Galatia
3:13, matius 21:18-19), dan apa pula dalam Qur:an (QS 17:60).

Hukum Taurat mana saja yang telah ditegakkan oleh
pengikut Yesus ? Apa sudah pernah pengikut Yesus menegakkan hukum rajam
terhadap pezina ? Siapakah yang memenggal (memasung, mengacak-acah)
hukum Taurat ? Siapakah yang membolehkan tak berkhitan ? Siapakah yang
membolehkan memakan daging babi ? Apakah Hukum Taurat yang
membolehkannya ? Siapakah yang akan menegakkan hukum Taurat, kalau
pengikut Yesus tak berpegang kepada hukum Taurat ?

Mohon koreksi atas kesimpulan ayat Bibel Berikut :

- Matius 5:17-20. Kedatangan Yesus untuk menggenapi Hukum Taurat.
- Matius 5:18, lukas 16:17. Hukum Taurat berlaku sepanjang masa.
- Matius 5:21-24. Tidak saja yang membunuh yang harus
dihukum (Keluaran 20:13, Ulangan 5:17), bahkan yang marah terhadap
saudaranya pun harus dihukum.
- Matius 5:25-26, Lukas 12:57-59. Lunasi hutang sebelum diajukan ke pengadilan.
- Matius 5:27-28. Tidak saja melarang berzina (Keluaran
20:14, ulangan 5:18), bahkan melarang mendekati perbuatan yang mengarah
kepada zina.
- Matius 5:29-30, 18:8-9, Markus 9:43. Tidak menyesatkan orang.
- Matius 5:31-32. Tidak saja menyuruh memberikan surat
cerai kepada isteri yang dicerai, bahkan melarang mengawini kembali
isteri yang telah dicerraikan (Matius 19:7,9, Ulangan 24:1-4, Markus
10:4, 11-12, Lukas 16:8, I Korintus 7:10-11).
- Matius 5:33-37. Tidak saja melarang ersumpah palsu
(Imamat 19:12, Bilangan 30:2, Ulangan 23:21), bahkan melarang bersumpah
selain karena Allah (Matius 23:22, akobus 5:12, Yesaya 66:1, Mazmur
48:3).
- Matius 5:38-42. Tidak saja menyuruh memberikan hukuman
setimpal (Keluaran 21:24, Imamat 24:20, Ulangan 19:21), bahkan menyuruh
membalas kejahatan dengan kebakan.
- Matius 5:43-48, Lukas 6:27-32, 35-36. Tidak saja
menyuruh mengasihi sesama (Imamat 19:18), bahkan menyuruh mengasihi
musuh, berbuat baik seperti Aallah berbuat baik (Imamat 19:2, Ulangan
18:13, Matius 7:12).
- Matius 10:34-36, 16:24-25, Lukas 12:51-53, 14:26-27.
Kedatangan Yesus untuk menimbulkan pergolakan, pertarungan keyakinan
(idiologi) (Bandingkan dengan QS 9:24).





























Posted by kami-menggugat at 2:20 AM EDT
Menggenapkan Hukum Taurat

Back

Bagaimana Menggenapkan Hukum Taurat

Bagaimana perbandingan antara pengertian memberi ma'af menurut Bibel (Matiusa 5>38-42, Lukas 6:27-31, 35-36) dengan menurut Qur:an (QS 13:22, 23:96, 28:54).
Bagaimana perbandingan antara pengakuan pemecah belah umat oleh Yesus (matius 10:34-39, lukas 12:49-53) dengan tuduhan pemecah belah umat kepada Muhammad (QS 9:24, Asbabun Nuzul QS 17:90-93, HR Ibnu Jarir dari Ibnu Abbas; tuduhan Utbah bin Rabiah dan tuduhan Walid bin mughirah kepada Rasulullah).
Bagaimana perbandingan antara seruan berbuat baik seperti Allah berbuat baik dalam Bibel (matius 5:48, Imamat 19:2, Ulangan 18:3) dengan dalam Qur:an (QS 28:77).
Bagaimana perbanddingan antara seruan membalas kejahatan dengan kebaikan dalam Bibel (Lukas 6:27-32, 35-36) dengan dalam Qur:an (QS 13:22, 23-96, 28:54).
Apa pengertian salib dalam Matius 10:38, 16:24, Markus 8:34, Lukas 9:23. Apa pengertian pohon terkutuk dalam Bibel (Galatia 3:13, matius 21:18-19), dan apa pula dalam Qur:an (QS 17:60).
Hukum Taurat mana saja yang telah ditegakkan oleh pengikut Yesus ? Apa sudah pernah pengikut Yesus menegakkan hukum rajam terhadap pezina ? Siapakah yang memenggal (memasung, mengacak-acah) hukum Taurat ? Siapakah yang membolehkan tak berkhitan ? Siapakah yang membolehkan memakan daging babi ? Apakah Hukum Taurat yang membolehkannya ? Siapakah yang akan menegakkan hukum Taurat, kalau pengikut Yesus tak berpegang kepada hukum Taurat ?
Mohon koreksi atas kesimpulan ayat Bibel Berikut :
- Matius 5:17-20. Kedatangan Yesus untuk menggenapi Hukum Taurat.
- Matius 5:18, lukas 16:17. Hukum Taurat berlaku sepanjang masa.
- Matius 5:21-24. Tidak saja yang membunuh yang harus dihukum (Keluaran 20:13, Ulangan 5:17), bahkan yang marah terhadap saudaranya pun harus dihukum.
- Matius 5:25-26, Lukas 12:57-59. Lunasi hutang sebelum diajukan ke pengadilan.
- Matius 5:27-28. Tidak saja melarang berzina (Keluaran 20:14, ulangan 5:18), bahkan melarang mendekati perbuatan yang mengarah kepada zina.
- Matius 5:29-30, 18:8-9, Markus 9:43. Tidak menyesatkan orang.
- Matius 5:31-32. Tidak saja menyuruh memberikan surat cerai kepada isteri yang dicerai, bahkan melarang mengawini kembali isteri yang telah dicerraikan (Matius 19:7,9, Ulangan 24:1-4, Markus 10:4, 11-12, Lukas 16:8, I Korintus 7:10-11).
- Matius 5:33-37. Tidak saja melarang ersumpah palsu (Imamat 19:12, Bilangan 30:2, Ulangan 23:21), bahkan melarang bersumpah selain karena Allah (Matius 23:22, akobus 5:12, Yesaya 66:1, Mazmur 48:3).
- Matius 5:38-42. Tidak saja menyuruh memberikan hukuman setimpal (Keluaran 21:24, Imamat 24:20, Ulangan 19:21), bahkan menyuruh membalas kejahatan dengan kebakan.
- Matius 5:43-48, Lukas 6:27-32, 35-36. Tidak saja menyuruh mengasihi sesama (Imamat 19:18), bahkan menyuruh mengasihi musuh, berbuat baik seperti Aallah berbuat baik (Imamat 19:2, Ulangan 18:13, Matius 7:12).
- Matius 10:34-36, 16:24-25, Lukas 12:51-53, 14:26-27. Kedatangan Yesus untuk menimbulkan pergolakan, pertarungan keyakinan (idiologi) (Bandingkan dengan QS 9:24).


Posted by kami-menggugat at 2:20 AM EDT
Wednesday, 17 February 2010
Musuhh Islam
Musuh Islam st1\:*{behavior:url(#ieooui) }

Musuh Islam

 

Dalam ilmu politik ada kaidah ang berbnyi : “ ‘adwunl ‘aduw syaqiq wa syaqil ‘aduw ‘aduw “. “Musuh dari musuh adalah kawan. Dan kawan dari musuh adalah musuh” (KH Firdaus AN : Dosa-Dosa Politik’, 1999:169, “Lawan dan Kawan Dalam Dunia Politik”.

 

Kawan Islam adalah pelaku “Amar bil makruf wa nahi ‘anil munkar”. Lawan Islam adalah pelaku “Amal bil munkar wa nahi ‘anil makruf”.

 

Musuh Islam adalah yang mempersekutukan Allah dengan yang lain, yang membela dan yang melakukan perbuatan munkar, maksiat, ang melakukan dan membela kebebasan sek, prnografi, pornoaksi.

 

(BKS1002031130)

 

Pluralisme, Sinkretisme, Akomodatifisme, Kompromisme, Talbisme

 

Musuh-musuh Islam tak pernah berhenti berupaya untuk menghancurkan Islam, menghancurkan akidah Islamiyah, menghapus syari’at Islam, mengacaukan mu’amalah, fikrah, harakah Islam.

 

Cara, metoda yang mereka lakukan beragam, bervariasi. Di antaranya  dengaqn menimbulkan tasykik, keraguan akan “Sesungguhnya agama yang diridhai Allah hanyalah Islam” (QS 3:19)..

 

Dilansir, ditiupkan, dikumandangkan bahwa “semua agama baik”. Anti formalisasi syari’at Islam.

 

Paham sinkretisme (penyatuan berbagai agama) muncul di berbagai tempat dan di berbagai waktu. Ciri, karakteristik yang sangat spesifik yang menonjol dari para penganut Sinkretis, Pluralis, Talbis, Rasional adalah penolakannya yang gigih teradap formalisme syari’at Islam, bakan bisa anti Islam secara ideologis.

 

Paham Bhinneka Tunggal Ika yang diajarkan Tantular dalam Sutasoma adalah mengenai konsep religi Siwa-Budha, meskipun zat/wujudnya Siwa dan Budha berbeda, tetapi sesungguhnya satu pengertian/makna seagai “Sang Hiyang Widhi” dalam bentuk Siwa-Budha, bukan bermakna persatuan, kebangsaan (E Plurubus Unum).

 

(BKS1002070545)

 

Ajaran kasih sayang Kristen dan Islam dalam teori dan praktek

 

Secara teori, ajaran Kristen membawa risalah pensucian jiwa, kasih sayang , kelembutan, kebersihan dari dosa, zuhud. “Apabila orang menampar pipi kanan kalian, maka biarkanlah ia menampar pipimu yang kanan lagi. Apabila kalian diajukan ke pengadilan dan baju kalian dirampas, berikanlah pula jubah kalian”. (Sayyid Quthub : “Keadilan Sosial Dalam Islam”, 1994:3-4).

 

Dalam praktek, Kristen adalah sekuler, materialistic, kapitalistik. Gospel (tugas suci menyebarka Kristen) bergandengan dengan Gold (misi materialiastik, kapitalistik) dan Glory (misi kolonialis, imperialis).

 

Dalam sejarah “Sejak masa permulan agama Kristen hingga masa kini, seluruh penjuru bumi telah berlumuran darah atas nama Almasih. Telah dilumuri oleh Romawi, dilumuri oleh bangsa-bangsa Eropa semua. Perang-perang Salib terjad karena dikobarkan oleh orang-orang Kristen, bukan oleh orang Islam. Mengalirnya paskan-paskan tentara sejak ratusan tahun dari Eropa menuju daerah-daerah Islam di Timur, adala atas nama Salib : perperangan, pembunuhan, pertumpahan darah” (Muhammad Husain Haekal : “Sejarah Hidup Muhammad”, 1984:259; simak juga kekejaman martil Kristen terhadap Yahudi dan Islam, dalam Karen Armstrong : “Muhammad, Sang Nabi”, 2001).

 

Di antara aran Islam menyebutkan “Siapa ang tidak kasih kepada sesame manusia, tidak dikasihi Allah” (HR Bukhar dan Muslim dari Jarir bin Abdillah daam “Riadhus Shalihin” Imam Nawai, pasal : “Menjunjung Kehormatan Kam Muslimin dan Hak-hak mereka, serta belas kasih kepada mereka”). “Gaulilah manusia dengan cara yang kamu suka menggaulinya” (HR Ahmad, dalam “AlIslam”, II, Prof Dr TM Hasbi AsShiddieqy, 1977:5772, bandingkan dengan Matius 7:12, Lukas 6:31, Markus 12:31)

 

Dalam sejarah ditemukan kisah kasih seorang Islam. “Di pasaar-pasar kuno di Syria ang tertutup, para pedagang dengan satu jenis barang dagangan berkumpul bersama. Di sana ada pedagang parfum, tukang celup, penjahit dan sebagainya. Ketika seorang pembeli lebih dulu mendatangi salah satu dari mereka dan membeli sesuatu, lalu datang pembeli kedua - dan pedagang sebelahnya belum berhasil menjual dagangannya – maka dia berkata dengan ramah kepada calon pembeli (kedua) “Terus saja dan belilah dari sebelah saya karena dangangan saya sudah laku sendang punya dia belum” (“Menjadi Muslim Ideal” Dr Muhammad Ali alHasyimi, 1993:213).

 

Juga dalam sejarah ditemukan seperti dinukilkan Thomas W Arnold dalam bukunya “The Preaching of Islam”, page 58, “Ketika bala tentara Islam pada masa Khalifah Abu Bakar telah sampai di lembah Yordan, dan Abu Ubaidah (ibnu Jarrah) berkemah dengan bala tentaranya di daerah Fahl, para penduduk yang beragama Kristen mengirim surat kepada umat Islam sebagai berikut : “Wahai kaum Muslimin ! Kamu lebih kami cintai daripada orang-orang Romawi, walaupun kami seagama dengan mereka. Kamu lebih menepati janji kepada kami, lebih ramah kepada kami, tidak mau menganiaya kami -, sedang orang-orang Romawi menindas kami dan merampok rumah-rumah kami” (Sayyid Quthub : “Di bawah Panji-Panji Islam”, pasal “Esensi Kemenangan Islam”).

 

(BKS0707059715)

 

 

Kecaman Salib terhadap Sabili tentang Valentine’s Day

(SABILI, No.17, 9 Maret 2006, hal 14, Muhasabah)

 

Yang berpandangan negative terhadap Valentine’s Day hanalah yang berpikiran sempit.

 

Yang berpikiran jernih tak akan mengkambinghitamkan Valentine’s Day sebagai biang penyebab kemaksiatan.

 

Yang bermoral tidaklah akan berbuat maksiat.

 

Ajaran Yesus “Kasihilah sesame manusia seperti dirinya sendiri” (Markus 12:31) tidak ditemukan dalam ajaran agama lain. Juga ajaran Yesus “Siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu” (Matius 5:39).

 

Umat Islam tetap saja mengkonsumsi, menggunakan produk kafir, mengadopsi budaya kafir.

 

Ritual ibadah haji diadopsi dari ritual kafir, penyembah berhala, kaum jahiliyah.

 

Qur:an sendiri tidak mengajarkan cara-cara ritual ibadah haji seperti yang dilakukan oleh umat Islam,

 

Tokoh Islam yang moderat, yang berpikiran cerdas tak lebih 2%, seperti Cak Nur (alm), Gus Dur (alm), Moh Guntur Romli, Quraish Shiahb, KH Mustofa Bisri.

 

(BKS1002140800)

 

 

 

 

 


Posted by kami-menggugat at 9:34 PM EST

Newer | Latest | Older