Jalan keselamatan

Islam melarang sombong, congkak, angkuh. Allah tak menyukai orang-orang yang sombong, yang congkak, yang angkuh. "Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong" (QS 16:23). Tapi apakah sombong, congkak, angkuh itu ? Apakah termasuk sombong, congkak, angkuh kalau merasa bahwa orang Islam itulah yang terbaik, yang termulia, yang terhormat, yang selamat di dunia dan diakhira?

Orang Islam itu senantiasa beroleh kebaikan di dunia dan di akhirat. di akhirat memperoleh kebaikan yang tak terbatas, yang tak pernah terbayangkan, berupa surga jannatun-na'im. Di akhirat memperoleh kebaikan dari semua saluran, baik melalui saluran yang disukai, maupun melalui saluran yang tak disukai.

"Mengagumkan sekali keadaan orang yang beriman itu. Tiap-tiap keadaan ang dihadapinya membawa kebaikan bagi dirinya. Hal yang semacam itu tidak akan terdapat melainkan pada orang yang beriman. Kalau dia tertimpa oleh sesuatu hal yang menyenangkan, dia pun bersyukur, itu adalah baik baginya. Dan kalau dia ditimpa oleh suatu hal yang membawa kesusahan, dia pun bersabar, itupun membawa kebaikan baginya" (HR Muslim, Imam Ahmad, ad Darimi, dikutip dari "Tafsir Al-Azgar Prof Dr Hamka, 1984, juzuk XXIX, hal 33),

Hanyalah pendidikan Rasulullah saw yang menuntun, membimbing, mengarahkan manusia untuk bersyukur menerima kesenangan dan untuk bersabar menerima kesusahan. Tak ada pendidikan lain, selain pendidikan Rasulullah yang dapat membimbing menjadi manusia terbaik, terhormat, termulia di dunia dan di akhirat dalam pandangan Allah. Hanyalah dengan menggunakan sikap mental sabar dan syukur.

Sukses alhamdulillah. Gagal alhamdulillah. Itulah yang terbaik. Semua kenyataan itu adalah netral. Cara menyikapi kenyataan itulah yang menghasilkan kebaikan atau keburukan. Apabila saban waktu gagal, tak pernah sukses, secara teorities (das Sollen) dapat saja mnghasilkan kebaikan dengan menyikapinya dengan sabar. Tapi secara praktis (das Sein) wallahu a'lam.