Negara Islam Darussaslam Negara Sejahtera Adil Makmur

Malu sudah tak ada lagi
Home
Daftar Artikel
Jangan asal meniru
Terpecahnya Umat Islam
Bakti pada Agama Nusa Bangsa
Revolusi atau Evolusi ?
Sosok Busyro Muqaddas
Etika Publik
Malu sudah tak ada lagi
Sudah tak ada lagi malu
Manipulasi terminologi Islam
Fitnah Terbesar
Kaidah Usul Fiqih
Generasi cuek
Kesan Lebaran
Pemberlakuan syari'at Islam
Menuju Islam Merdeka
Seputar Kartosoewirjo
Musibah dan usaha
Demokrasi antara teori dan praktek
Menggenapkan Taurat
Dakwah dan Perubahan
Mencegah timbulnya teroris
Noordin M Top
Politik sekuler
Menghadapi musibah
Wujud surga
Gerakan Menegakkan Syari'at Islam
Manipulasi terminologi Islam
Pancasila dan Islam
Menyikapi takdir
Ekonomi Kapitalis versus Ekonomi Islam
Menunggu Obama dan Osama Berjabat Tangan
Madilog Tan Malaka
Teks Protokol Yahudi
Identitas Amerika
Hari kasih sayang
Program Zionis Yahudi
Panggilan Islam
Kenapa kita kalah orang menang
Pertumpahan darah sepanjang masa
Seputar Yahudi
Dakwah sepanjang masa
Kehancuran
Pesan Qur:an
About Me
Favorite Links
Contact Me
My Resume
New Page Title

Enter subhead content here

Catatan serbaneka asrir pasir

 

Malu sudah tak ada lagi

 

            Di jalanan, di kendaraan, di kantoran,, di sekolahan, di pasar, di mall, di televise, di mana-mana sudah tak ada lagi yang namanya malu. Malu terhadap diri, terhadap keluarga, terhadap tetangga, terhadap masyarakat, terhadap bangsa, terhadap Negara, terhadap agama, terhadap Tuhan. Yang ada hanyalah kemaluan. Di mana-mana hanyalah kemaluan. Pamer kemaluan. Kemaluan diobral, dipamerkan. Bahkan dalam acara wawancara.

 

            Kita ini sudah setengah binantang. Atau barangkali sudah jadi manusia binatang. Tak punya malu. Tak punya sopan santun. Berpenampilan tak sopan. Berperilaku tak sopan. Apa bedanya kita dengan binatang, kalau kita tak punya malu, berpenampilan tak sopan, berperilaku tak sopan ? “Bila sudah tak punya malu, berbuatlah sesukamu” HR Bukhari, dalam “Mukhtarul Ahadit anNabawiyah”, oleh Sayid AlHasyimi Beik, hal 56, hadits no.364).

 

(written by sicumpaz@gmail at BKS1106251630)

 

Catatan serbaneka asrir pasir

Seruan dari manusia kepada manusia


Jadilah kita manusia seutuhnya. Jangan setengah-setengah. Setengah manusia, setengah binatang. Jangan berprilaku setengah manusia, setengah binatang, termasuk berprilaku seksual binatang, apalagi lebih binatang dari pada binatang.

Jangan melakukan hubungan intim/senggama seperti binatang, tanpa diawali/disahkan agama dengan nikah. Jangan melakukan aktivitas seks sebelum/diluar nikah, dan tidak melakukan penyelewengan/penyimpangan (Abstinentia Sexual, Befeithful).

Jangan buka pintu/peluang aktivitas bagi mucikari, germo, moler, bromocorah, prostitusi, pelacuran, aborsi. Tutup mati ruang gerak penyaluran HAB, Hak Asasi Binatang, kegiatan nafsu birahi binatang. Cegah segala media (gambar, foto, informasi), sarana (hiburan, rekreasi), busana (setengah bugil, bugil total) yang merangsang nafsu birahi binatang.

Pangkal prilaku seksual yang lebih binatang dari binatang (freesex, ho, lesbi, bisex, gay). Gay gigih mengkampanyekan kebebasan seks dan kebeb asan dari rasa malu, dengan dalih kebebasa itu adalah hak mereka. Padahal itu semua adalah hak binatang. Di mana pun, kapan pun, binatang bebas melakukan hubungan seks tanpa malu.

Ajaklah kembali jadi manusia. Manusia yang sehat (bio-psiko-sosio-spiritual). Agama tidak mentoleransi, dan menolak merestui gay (Simak Tabloid BERITA BUANA, Minggu, 16 Agustus 1998, hal 3, FOKUS).

Meskipun Kristen memandang hidup yang paling ideal (Das Sollen) adalah membujang (Marsionis), namun Paulus mengajarkan kepada pengikutnya, bahwa lebih baik kawin (Das Sein) dari pada hangus karena hawa nafsu (Simak Surat Kiriman Paulus pada Korintus pasal 7 ayat 8 dan 9). Sekali lagi jadilah manusia yang manusiawi, bukan yang hewani. Di kalangan Ilmu Jiwa (Psikologi) ada yang memandang Saint Paul mengidap kepribadian epileptoid (Simak Dr Zakiah Dradjat : “Ilmu Jiwa Agama”, 1978:27).

(written by sicumpaz@gmail.com at BKS11021000)

 

Enter supporting content here