Negara Islam Darussaslam Negara Sejahtera Adil Makmur

Jangan asal meniru
Home
Daftar Artikel
Jangan asal meniru
Terpecahnya Umat Islam
Bakti pada Agama Nusa Bangsa
Revolusi atau Evolusi ?
Sosok Busyro Muqaddas
Etika Publik
Malu sudah tak ada lagi
Sudah tak ada lagi malu
Manipulasi terminologi Islam
Fitnah Terbesar
Kaidah Usul Fiqih
Generasi cuek
Kesan Lebaran
Pemberlakuan syari'at Islam
Menuju Islam Merdeka
Seputar Kartosoewirjo
Musibah dan usaha
Demokrasi antara teori dan praktek
Menggenapkan Taurat
Dakwah dan Perubahan
Mencegah timbulnya teroris
Noordin M Top
Politik sekuler
Menghadapi musibah
Wujud surga
Gerakan Menegakkan Syari'at Islam
Manipulasi terminologi Islam
Pancasila dan Islam
Menyikapi takdir
Ekonomi Kapitalis versus Ekonomi Islam
Menunggu Obama dan Osama Berjabat Tangan
Madilog Tan Malaka
Teks Protokol Yahudi
Identitas Amerika
Hari kasih sayang
Program Zionis Yahudi
Panggilan Islam
Kenapa kita kalah orang menang
Pertumpahan darah sepanjang masa
Seputar Yahudi
Dakwah sepanjang masa
Kehancuran
Pesan Qur:an
About Me
Favorite Links
Contact Me
My Resume
New Page Title

Enter subhead content here

catatan serbaneka asrir pasir

 

Jangan asal meniru

 

            Rasulullah saw memberi peringatan keras supaya waspada, hati-hati terhadap tingkah polah Yahudi dan Nasrani ajar jangan sampai gampang terpesona mengikuti, menirunya.”Sungguh kalian pasti akan mengikuti jejak langkah mereka-mereka sebelum kamuu (Yahudi dan Nasrani) sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, bahkan sampai mengikutinya ke liang biawak sekalipun” (HR Bukhari dari Abi Said al-Khudri, dalam “Shahih Bukhari”, kitab “Al-I’tisham bil Kitab was Sunnah). Ini bukan sekedar informasi atau prediksi, tapi larangan keras dari Rasulullah saw.

 

            Rasulullah saw membenci umatnya menyamai, menyerupai orang kafir dalam adat kebiasaan dan gaya hidup, tak hanya dalam masalah peribadatan saja. Rasulullah saw memerintahkan umatnya supaya tampil beda dari Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani). Hendaklah umat Islam beda dari Ahli Kitab. Umat Islam haruslah punya kepribadian sendiri, tidak ikut-ikutan budaya asing           “Bukanlah termasuk golongan kita (Islam) orang-orang yang menyerupai selain golongan kita (non-Islam) (HR Tirmidzi). “Barangsiapa yang menyerupai segolongan kaum (non-Islam), maka ia termasuk golongan mereka (non-Islam) (HR Abu Daud, Thabrani). (Simak Syekh Ali Mahfudz : “Il-Ibda’ (Baahaya Bid’ah Dalam Islam”, Bab : “Bid’ah Adat Dan Pergaulan”).

 

            Tatap dan lihatlah diri kita. Apakah kita berperilaku, berbusana menutup aurat sesuai dengan tuntunan Islam ? Ataukah mengikuti mode, model, gaya non_islam. Apakah kita bergaul dalam batas-batas yang diatur Islam ? Ataukah bebas bergaul menuruti gaya, budaya non-Islam. Kalau rambutnya ditata bagai duri landak, apakah kita juga mengikutinya ? Kalau kepalanya dibotakin sebelah, apakah kita juga mengikutinya ? Kalau antingnya dipakai di hidung, apakah kita mengikutinya ? Kalau rantai dipakai sebagai kaluang, apakah kita juga mengikutinya ? Kalau keteknya dipamerkan sebelah, apakah kita juga mengikutinya ? Kalau pahanya dibuka sebelah, apakah kita juga mengikutinya. Kalau ia berciuman di jalanan, apakah kita juga mengikutinya ? Kalau ia melakukan SBM (sex before marriage), apakah kita juga mengikutinya ? Kalau ia melakukan aborsi, apakah kita juga mengikutinya ? Kalau ia makan sambil jalan, apakah kita juga mengiktinya. Kalau ia bertato, apakah kita juga melakukannya. Kalau ia melakukan kolusi, korupsi, manipulasi, intimidasi, provokasi, agitasi, apakah kita juga mengikutinya ?

 

            Bahkan kalau ia masuk ke sarang biawak (melakukan tindak pidana), apakah kita juga akan mengikutinya, seperti yang diperingatkan Rasulullah saw supaya kita tahu diri, bahwa kita ini Muslim bersih dari noda moral, tdak asal mengikuti, meniru perilaku non-Islam.

 

Dalam tayangan “Tradisi Mudik” MetroTV, pagi Minggu, 21 Agustus 12011, 0700, Prof Dr Komaruddin Hidayat, Rektor UAIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengemukakan bahwa Islam kini banyak diembled, disusupi, didomplengi, diboncengi, ditumpangi, ditempeli oleh hal-hal yang di luar Islam (kapitalisme, konsumerisme, hedonism). Sekaligus ini pun memperingatkan umat Islam agar tak gemar mencomot budaya non-Islam. Umat Islam agar tak larut dalam budaya copy-paste, sinkretis, talbis, akomodatif, permissive, serba boleh.

 

(written by sicumpaz@gmail.com at BKS1108201745)

Enter supporting content here